Yayasan Sekolah Kristen Indonesia – Great School

AI, MEMBUAT KITA PRODUKTIF ATAU MALAS?

Dalam kehidupan modern ini Artificial Intelligence (AI) telah menjadi bagian dari kehidupan yang sulit dihindari. Mulai dari yang terdekat misalnya HP dapat dibuka dengan memindai  wajah pemilik, mesin pencari (search engine)  hingga kendaraan otonom. AI telah merambah hampir semua lini kehidupan manusia. Kecepatan dan efisiensi yang ditawarkan AI membuatnya semakin banyak digunakan oleh perusahaan, institusi, hingga individu. Oleh karena itu, memahami dan memanfaatkan AI dengan bijak menjadi suatu keharusan agar mampu beradaptasi dengan perubahan zaman.

Tidak terbayangkan dengan ditemukan  teknologi AI yang memungkinkan mesin atau program komputer untuk meniru kecerdasan manusia dalam berbagai tugas. Mulai dari mengenali pola, memproses bahasa alami, menganalisis data, hingga membuat keputusan secara otomatis. Teknologi ini terus berkembang dan semakin banyak diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, mulai dari asisten virtual hingga sistem rekomendasi yang membantu kita dalam berbagai aspek kehidupan.

Istilah kecerdasan buatan (artificial intelligence) dikenalkan  oleh John Mc Charty seorang peneliti di Standford University. Dia telah menulis banyak program untuk menstimulasi kecerdasan.(Challoner.2003)

Bagaimana Cara Kerja AI?

AI bekerja berdasarkan pada algoritma dan model pembelajaran mesin (machine learning) yang kompleks hingga memungkinkan sistem untuk belajar dari data yang tersedia. Proses ini disebut sebagai machine learning atau pembelajaran mesin dari data besar dengan memanfaatkan teknik seperti deep learning dan neural networks sehingga AI dapat mengenali dan mengolah informasi dengan cara yang semakin kompleks. Proses ini melibatkan pengumpulan data, pelatihan model, dan penerapan dalam berbagai aplikasi. Semakin banyak data yang diproses, semakin cerdas AI dalam menyelesaikan tugas yang diberikan.

Bedy Purnama dan Iwa Sofana (2021: 3-5) memberi gambaran sederhana cara AI sebagai berikut: Layaknya manusia yang berkomunikasi AI juga dapat berkomunikasi yang disebut dengan speech recognition. Proses berkomunikasi AI dilakukan dengan membaca dan menulis data yang sering disebut dengan natural language processing (NLP).

Machine Learning dalam AI ternyata butuh belajar

Model AI dilatih menggunakan data berlabel agar mampu mengenali objek atau memprediksi hasil dengan akurasi tinggi. Sementara itu, dalam unsupervised learning, AI dilatih menggunakan data tanpa label untuk menemukan pola atau struktur tersembunyi.

AI juga menggunakan teknologi deep learning, yang meniru struktur jaringan saraf manusia, sehingga memungkinkan sistem untuk memahami data yang lebih kompleks seperti gambar dan suara.

Pilhan Menjadi Produktif atau Malas karena AI.

Dinamika Munculnya  Kemalasan / Produktif
Akibat Penggunaan AI yang Masif

Saat kebutuhan atau masalah muncul dalam diri seseorang artinya telah tercipta gap antara harapan dan kenyataan pada diri manusia. Untuk mendekatkan gap/jarak antara realita dan harapan maka manusia berusaha mencari cara atau perangkat/tools untuk memecahkan masalah. Bisa jadi manusia menemukan lebih dari satu cara atau perangkat yang dibuat atau ditemukannya. Dari temuan tersebut maka manusia berusaha mengaplikasikan sembari melakukan evaluasi apakah cara/system atau tools yang dipakai tersebut efektif untuk memperpendek jarak/gap untuk menuju ke harapannya.

Salah satu tools yang memungkinkan dipakai manusia dalam menyelesaikan masalah atau karena adanya kebutuhan manusia adalah dengan menggunakan AI. Dalam penggunaan AI tentu manusia akan menimbang kelebihan atau kekurangannya. Jika terlalu banyak yang merugikan  tentu menimbulkan ketidakpuasan, bila banyak menguntungkan atau memiliki kecenderungan memuaskan, maka akan selalu digunakan dalam pemecahan masalahnya.

Menimbang Kelebihan dan Kekurangan AI

Penggunaan AI dalam kehidupan tak bisa dihindari karena AI memiliki banyak kelebihan yang membuatnya begitu menarik. Beberapa di antaranya adalah efisiensi waktu, ketepatan dalam menganalisis data, serta kemampuan untuk mengotomatiskan pekerjaan yang berulang. Pada prinsipnya semua menjadi mudah dengan  AI. Nurul Hidayati dalam https://tangerangonline.id/2024/12/24/fenomena-meta-ai-membuat-malas-atau-semakin-kreatif/ (diunduh 2 Maret 2025 pukul 14.00), Meta AI dapat memiliki dampak ganda. Di satu sisi, ia dapat memudahkan tugas dan memberikan informasi cepat, namun di sisi lain, ia juga dapat membuat manusia terlalu bergantung dan kehilangan kemampuan berpikir kritis.

Namun, AI juga memiliki kekurangan, seperti potensi kehilangan lapangan kerja bagi manusia, ketergantungan yang berlebihan pada teknologi, serta ancaman keamanan data dan privasi. Oleh karena itu, meskipun AI menawarkan berbagai kemudahan, perlu ada keseimbangan dalam penggunaannya agar dampak negatifnya dapat diminimalkan.

Menjadi Produktif dengan AI

Seorang pengembang konten, Arief Wijaya, mengatakan, “Meta AI telah membantu saya menemukan inspirasi dan ide baru. Dengan kemampuan analisis dan penelitian yang cepat, saya dapat fokus pada kreativitas dan inovasi.” Sebuah survei online yang melibatkan 1.000 responden menunjukkan bahwa 60% pengguna Meta AI merasa lebih produktif dan kreatif, sementara 30% khawatir tentang kehilangan kemampuan berpikir kritis.

Andryan dalam Rubrik Rumah Pengetahuan di Harian Kompas (22 Februari 2025) megatakan bahwa mengintegrasikan kecerdasan buatan dalam aktivitas sehari-hari adalah Langkah cerdas untuk meningkatkan produktivitas. Karena dengan mengaplikasikan AI dalam aktivitas sehari-hari dapat menghemat waktu, meningkatkan efisiensi waktu, dan menyelesaikan tugas bersamaan dalam waktu yang lebih singkat.

Dalam tulisannya Andryan menawarkan sepuluh cara kecerdasan buatan untuk meningkatkan produktivitas misalnya untuk manajemen waktu dapat menggunakan Google Assistant, Siri, atau Alexa. Untuk analisis data dapat menggunakan Tableau atau Power BI, Personalisasi belajar dengan menggunakan Duolingo atau Coursera, untuk kolaborasi tim bisa menggunakan Slack, untuk penulisan bisa menggunakan Grammarly,  untuk riset cepat bisa menggunakan ChatGPT atau You.com, atur keuangan bisa pakai MINt atau YNAB.

Munculnya Kemalasan akibat penggunaan AI

Penggunaan AI yang semakin masif dalam berbagai bidang kehidupan dan banyak menimbulkan kepuasan karena nilai manfaatnya sangat banyak mengakibatkan orang selalu menggunakan dan  menimbulkan kepuasan. Namun ada sisi buruknya dengan kepuasan tersebut membuat malas dan mengalami ketergantungan.

     A. Muncul kekurangan motivasi belajar.Kemudahan dan kecepatan yang diberikan AI dalam hal belajar membuat pelajar merasa bahwa mereka tidak perlu meluangkan waktu dan usaha ekstra untuk menyelesaikan tugas-tugas mereka, karena semuanya dapat ditangani oleh AI. Sehingga, teknologi ini dianggap dapat mengurangi motivasi dalam belajar lebih giat dan dalam mencari informasi secara mandiri. AI juga dapat mengotomatisasi beberapa tugas dan pekerjaan, seperti penilaian jawaban, pemeriksaan plagiarisme, dan penyuntingan teks.

     B. Minimnya berpikir kritis
Kehadiran AI yang mampu mengambil alih tugas-tugas rutin dan membosankan, membuat orang menjadi malas berpikir. Dengan begitu keterampilan penting manusia seperti berpikir kritis, kreatif, pemecahan masalah dan pengambilan keputusan menjadi sering tidak digunakan.  Meskipun dapat membantu dalam menghadirkan informasi dan fakta, AI masih menghadapi kesulitan dalam menghasilkan solusi kreatif dan beradaptasi dengan konteks unik pembelajaran.  Menurut hemat penulis pemecahan masalah kompleks, pemikiran kritis, dan keterampilan kreatif, masih lebih baik diajarkan dan dipelajari melalui interaksi manusia.

     C. Pelajar menjadi malas
AI menyediakan akses mudah ke informasi dan sumber daya pendidikan melalui platform daring. Dalam beberapa kasus, ini dapat membuat para pelajar mengandalkan AI sebagai sumber utama informasi tanpa melakukan usaha tambahan.

     D. Bergantung pada teknlogi sehingga kurang mandiri
Penggunaan AI dalam pendidikan dapat membuat pelajar menjadi terlalu bergantung pada teknologi. Jika pelajar tidak memiliki akses ke teknologi atau terjadi gangguan sistem, mereka mungkin merasa putus asa dan kehilangan motivasi untuk belajar. Selain itu, ketergantungan yang berlebihan pada AI juga dapat mengurangi keterampilan kritis dan kreativitas pelajar.
Dibutuhkan strategi khusus agar kita tidak terjebak menjadi seorang yang malas karena penggunaan AI oleh manusia, AI hanyalah alat yang membantu manusia dalam menyelesaikan sebuah pekerjaan. Dengan menggunakan AI pekerjaan dapat dilakukan dengan lebih cepat dan efisien. Dengan pekerjaan rutin dapat diselesaikan, maka kita menjadi memiliki cukup waktu untuk mengembangkan diri dan berinovasi. Dengan begitu pemanfaatan waktu, tetap berada dalam kendali kita. Sehingga pilihan menjadi lebih produktif atau justru semakin malas kita sendiri yang menentukan. Pilihan menjadi malas atau produktif dengan dalam menggunakan AI,  ada genggaman anda!

 

Daftar bacaan

Challoner, Jack.2002. Kecerdasan Artifisial Panduan Pemula ke Robotika dan Akal Buatan Manusia. Jakarta.Penerbit Erlangga

Purnama, Bedy dan Sofana , Iwan.2021. Implementasi Artificial Inteligence dan Machine Learning. Bandung. Penerbit Informatika.

Kusuma Andryo.2025. 10 Cara Kecerdasan Buatan untuk Meningkat Produktivitas.Harian Kompas.