Pelatihan Konseling Kristen: Meningkatkan Kualitas Pendampingan Guru kepada Siswa

Pemulih itu berbela rasa,
Empatinya tidak posesif,
Selalu percaya bahwa ada kebaikan pada setiap manusia,
Dan hidup ini merupakan sebuah proses,
Selama masih diberi nafas,
Selalu ada jalan untuk kembali dan dan pulih,
Kepada mereka yang perlu ditolong,
Terima dan cintailah!
Puisi itu bisa jadi merupakan rangkuman materi konseling Kristen yang dipelajari pada Pelatihan Konseling Guru YSKI, pada hari Sabtu, 1 Februari 2025 lalu. Tidak dapat dipungkiri bahwa murid-murid yang ada di sekolah kadang mengalami masalah. Mereka barangkali memiliki pengalaman menyakitkan, pahit dan membuat luka hati. Mereka perlu dipulihkan. Mereka perlu mendapatkan pendampingan dari orang dewasa, salah satunya dari guru. Dalam rangka meningkatkan kualitas layanan pendampingan guru YSKI kepada para murid, YSKI mengadakan Pelatihan Konseling Kristen.
Kegiatan yang berlangsung selama setengah ini menghadirkan narasumber ahli di bidang konseling, Dr. Siswanto, M.Si., Psikolog. Di awal sesi beliau mengajak 50 guru untuk meneladani Tuhan Yesus sebagai contoh sempurna dalam hal konseling. Tuhan Yesus adalah konselor yang konsisten mau menerima kondisi dan dinamika hidup para murid dengan segala kekurangannya. Ia juga menjadi contoh konselor yang baik, yaitu hidupnya digerakkan oleh belas kasih menolong sesama.
Seorang guru memiliki peran strategis untuk membentuk karakter unggul para murid. Guru bisa menciptakan lingkungan yang baik, mengajar sekaligus konseling pada siswa-siswanya. Ketika guru mengajar, ia seperti orang yang menaburkan benih. Sebagai konselor, guru ibarat menyiapkan tanah yang baik, yang siap ditaburi benih sehingga akan menghasilkan buah-buah. Sebagai konselor, guru harus siap bekerja dalam kesunyian dan tidak dikenal.
Pada pelatihan tersebut, guru diajak memahami tugas dan fungsi konseling. Dalam konseling dengan murid, guru menolong murid menyadari kekuatan yang dimiliki, menemukan perintang dimana kekuatan itu sulit dipergunakan dan membantu siswa memperjelas jati diri pribadi yang dikehendakinya. Guru sebagai konselor bertugas memberikan dukungan dan kehangatan serta tantangan kepada siswa. Ketika menghadapi siswa dengan masalah yang dimilikinya, guru bisa menolongnya dengan membangun hubungan yang menyembuhkan, menumbuhkan motivasi-keyakinan-harapan pada diri siswa.
Pelatihan ini tidak lengkap jika tanpa praktik. Maka guru berlatih ketrampilan konseling dengan tahap-tahap yaitu : kemampuan bertanya, kemampuan memberikan dukungan dan keyakinan, melakukan konfrontasi jika klien siap dan terjadi kontradiksi-kontradiksi dalam percakapan, dan kemampuan melakukan penafsiran dan refleksi percakapan konseling.
Motivasi dari narasumber, pemberian pemahaman tentang dasar konseling Kristen, ketrampilan teknis konseling pada pelatihan kali ini diharapkan dapat memperkuat peran guru dalam mendukung siswa yang sedang menghadapi masalah pribadi, dengan pendekatan yang penuh kasih dan sesuai dengan nilai-nilai iman Kristen. Melalui pelatihan ini, para guru dapat makin peka terhadap kebutuhan siswa dan lebih siap memberikan bimbingan yang sesuai dengan kebutuhan mereka, baik secara akademis maupun emosional. Hal ini juga merupakan langkah penting untuk menciptakan lingkungan belajar yang lebih inklusif dan mendukung perkembangan holistik siswa.