Yayasan Sekolah Kristen Indonesia – Great School

Pentingnya Warisan Iman Pada Anak

PENDAHULUAN

          Warisan menurut kamus besar bahasa Indonesia adalah sesuatu yang diwariskan.  Arti lain dari warisan adalah harta pusaka. Warisan pada umumnya berupa harta kekayaan yang dimiliki orangtua. Namun tidak semua keluarga memiliki aset atau kekayaan yang dapat  diwariskan. Dalam kamus besar bahasa Indonesia nama baik orangtua juga bisa menjadi warisan untuk anak-anaknya.

       Dalam kekristenan, warisan nama baik diungkapkan dalam kitab Amsal 22:1 yang berbunyi, “Nama baik lebih berharga dari pada kekayaan besar, dikasihi orang lebih baik dari pada perak dan emas.” Berdasarkan ayat tersebut jelas bahwa warisan nama baik lebih berharga dari pada warisan yang berupa harta benda. Harta bisa habis tetapi nama baik bisa diwariskan dari generasi ke generasi dan memberi manfaat bagi keturunannya dalam berbagai aspek kehidupan. Nama baik membuka peluang dalam bisnis atau pekerjaan. Dalam hubungan sosial, orang cenderung percaya kepada seseorang yang berasal dari keluarga yang reputasinya baik. Warisan harta benda hanya memberikan keuntungan materi tetapi nama baik mencerminkan karakter, nilai-nilai moral dan integritas yang bisa diwariskan kepada anak cucu.

       Selain harta dan nama baik, warisan iman merupakan warisan yang paling berharga dalam keluarga Kristen. Dalam Perjanjian Lama di kitab Ulangan 6:20 berbunyi, “Apabila di kemudian hari anakmu bertanya kepadamu: Apakah peringatan, ketetapan dan peraturan itu, yang diperintahkan kepadamu oleh TUHAN Allah kita?” Ayat ini berisi pernyataan tegas dari Musa tentang bagaimana seharusnya umat Tuhan hidup di tanah perjanjian. Umat Tuhan diselamatkan dari perbudakan di Mesir dan mendapatkan kehidupan baru yang berkenan kepada Tuhan yaitu hidup dalam iman. Iman kepada Allah yang menyelamatkan menjadi yang terpenting dan paling berharga. Itu warisan terbesar umat Tuhan kepada anak-anaknya.

         Dalam Surat 2 Timotius 1:5 berbunyi “Sebab aku teringat akan imanmu yang tulus ikhlas, yaitu iman yang pertama-tama hidup di dalam nenekmu Lois dan di dalam ibumu Eunike dan yang aku yakin hidup juga di dalam dirimu”. Rasul Paulus pada ayat ini menunjukkan sebuah warisan yang sangat berharga yang dapat diteruskan dari satu keturunan kepada keturunan selanjutnya yaitu warisan iman. Iman yang diwariskan oleh nenek Timotius yang bernama Lois diturunkan kepada ibunya yang bernama Eunike, kemudian diwariskan kepada Timotius.

      Warisan iman bukan hanya diberikan melalui keluarga Kristen saja. Sebagai lembaga pendidikan Kristen, Yayasan Sekolah Kristen Indonesia bertanggung jawab dalam mewariskan iman kepada para peserta didiknya. Warisan iman sangat penting diturunkan kepada generasi muda sebagai generasi bangsa. Warisan iman bukan sekedar pengetahuan tentang Alkitab atau kebiasaan beribadah, tetapi juga hidup dalam kebenaran firman Tuhan dan meneladani kasih Kristus dalam kehidupan sehari-hari. Di tengah dunia yang semakin sekuler Yayasan Sekolah Kristen Indonesia memiliki panggilan terhadap generasi berikutnya untuk tetap berakar dalam iman.

MENGAPA WARISAN IMAN ITU PENTING?

        Warisan iman memiliki peran penting dalam membentuk karakter dan kehidupan spiritual seseorang. Berikut beberapa alasan mengapa warisan iman itu penting.

  1. Membentuk karakter dan nilai hidup

       Ajaran iman membantu anak-anak mengembangkan karakter yang kuat berdasarkan kasih, kejujuran, dan ketekunan. Dalam Amsal 22:6 dituliskan, “Didiklah orang muda menurut jalan yang patut baginya, maka pada masa tuanya pun ia tidak akan menyimpang dari pada jalan itu.”

       Menurut Dr. Ratna Megawangi dalam bukunya yang berjudul “Caracter, Parenting Space” jika pembelajaran di sekolah melibatkan empat komponen seperti pengetahuan (knowledge), keterampilan (skills), sifat alamiah (dispositions), dan perasaan (feelings) secara bersamaan, maka perkembangan intelektual, sosial, dan karakter dapat terbentuk secara simultan.

        Pada sekolah Kristen selain melibatkan empat komponen di atas, perlu ditambah dengan pengenalan iman akan Kristus sehingga terbentuk siswa yang memiliki karakter Kristus yang mampu beradaptasi dengan lingkungan sosial.

  1. Menjadi dasar dalam menghadapi tantangan hidup

      Dengan iman yang kuat, anak-anak memiliki landasan yang kokoh untuk menghadapi berbagai  tantangan dan tekanan hidup. Beberapa tokoh di Alkitab yang bisa dijadikan contoh terkait iman yang kuat adalah Sadrakh, Mesakh , dan Abednego. Ketika mereka menghadapi tantangan bahwa orang-orang yang tidak menyembah patung emas akan mendapat hukuman yaitu dimasukkan ke dalam perapian yang menyala-nyala, mereka tidak goyah. Iman mereka kepada Allah yang sejati tidak membuatnya tunduk kepada allah yang palsu.

    Iman yang diwariskan kepada anak membuat mereka belajar mengandalkan Tuhan dalam setiap keadaan dan tidak terombang-ambing oleh pengaruh negatif yang muncul dalam kehidupan setiap hari.

  1. Mewariskan kehidupan yang berbuah bagi Tuhan

      Generasi yang berakar dalam iman akan menjadi terang dan garam di dunia (Matius 5:13-16). Mereka tidak hanya hidup untuk diri sendiri, tetapi juga membawa dampak positif bagi lingkungan sekitarnya. Kehidupan yang berbuah adalah hidup yang menghasilkan sesuatu yang bernilai kekal bagi Kerajaan Allah. Buah-buah itu bisa berupa karakter rohani yang dikenal dengan buah Roh (Galatia 5:22-23), pelayanan kepada sesama, menyampaikan kabar sukacita, dan memberi dampak positif yang mencerminkan kasih Kristus bagi orang-orang di sekitarnya.

BAGAIMANA MEWARISKAN IMAN KEPADA ANAK?

  1. Menjadi teladan dalam kehidupan sehari-hari

       Anak-anak belajar lebih banyak dari apa yang mereka lihat daripada apa yang mereka dengar. Dalam kehidupan setiap hari anak lebih banyak bersama-sama dengan orangtua atau orang dewasa lain yang ada di dekatnya. Timothy S. Stuart dan Cheryl G. Bostrom dalam bukunya “Children At Promise” menuliskan, “Penelitian edukasional secara konsisten menunjukkan bahwa anak-anak yang mempunyai relasi positif dengan orangtua mereka atau dengan orang dewasa lain yang peduli lebih cenderung sukses di sekolah dan di dalam kehidupan ketimbang anak-anak yang tidak mempunyai relasi seperti itu.”

Orangtua dan pendidik perlu mengadakan relasi positif kepada anak-anak dengan memberikan keteladanan melalui kehidupan yang penuh iman, doa dan ketaatan kepada Tuhan. Secara tidak langsung anak akan meniru apa yang dikerjakan oleh orangtua atau pendidik yang ada di dekatnya.

  1. Membiasakan waktu untuk firman Tuhan

        Membaca Alkitab dan berdoa bersama sebagai keluarga atau dalam lingkungan pendidikan Kristen dapat menanamkan kebiasaan rohani yang kuat. Stephen Tong dalam bukunya “Arsitek Jiwa 2” menegaskan hidup itu merupakan pekerjaan Roh Kudus melalui firman yang kita kabarkan, melalui Injil yang kita tegaskan sebagai pusat iman. Kita melahirkan mereka melalui kuasa Injil dan firman oleh Roh Kudus di dalam kuasa Allah.

      Penting bagi orangtua dan pendidik Kristen membiasakan firman Tuhan diperdengarkan kepada anak-anak yang Tuhan percayakan bahkan melakukan firman Tuhan itu dalam kehidupan setiap hari.

  1. Membangun komunitas yang seiman

          Gereja dan sekolah Kristen memiliki peran penting dalam mendukung pertumbuhan iman anak. Keluarga yang mengedepankan warisan iman akan menyekolahkan anak-anaknya di sekolah yang memiliki dasar Kekristenan. Di sekolah Kristen anak-anak memiliki komunitas yang seiman, nilai-nilai kekristenan mudah dirasakan setiap harinya.  Melibatkan anak dalam komunitas yang membangun iman dapat membantu mereka bertumbuh dan semakin dekat dengan Tuhan.

  1. Mengajarkan iman dalam kehidupan sehari-hari

      Iman bukan hanya diajarkan saat hari Minggu saja, tetapi harus menjadi bagian dari setiap aspek kehidupan. Stephen Tong berpendapat, “Kebenaran jangan diterima hanya sebagai pengetahuan, tetapi harus diterima sebagai suatu kekutan yang dinamis dan mengubah diri sendiri untuk mengubah orang lain.” Dari pernyataan Stephen Tong tersebut penulis mengkaitkan bahwa iman juga jangan hanya diterima sebagai pengetahuan, tetapi harus diterima sebagai kekuatan yang dinamis. Iman adalah sesuatu yang hidup, nyata dan harus dipraktikkan dalam kehidupan sehari-hari. Anak perlu diajarkan untuk mengandalkan Tuhan dalam memulai setiap aktivitas sehari-hari.

       Setiap orang yang mengandalkan Tuhan, ketika mengalami tantangan yang sesulit apa pun, mereka akan tetap bersyukur. Jika mendapat tekanan dan himpitan dari orang lain akan mudah untuk mengampuni. Orang tua dan pendidik Kristen  perlu mengupayakan dirinya  dalam merefleksikan iman setiap hari, maka secara tidak langsung anak belajar dari orang tua dan pendidik Kristen serta mewarisi iman dari mereka.

KESIMPULAN

        Warisan iman adalah investasi rohani yang berdampak jangka panjang. Apa yang ditanamkan hari ini akan membentuk generasi masa depan yang mencintai Tuhan dan hidup sesuai dengan kehendak-Nya. Oleh karena itu, sebagai orangtua, pendidik, dan komunitas Kristen teruslah menguatkan dan membimbing anak-anak dalam iman agar  tetap teguh di dalam Tuhan sepanjang hidup mereka.

DAFTAR PUSTAKA

Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa. (2016). Kamus Besar Bahasa Indonesia (Edisi Kelima). Jakarta: Balai Pustaka.

Lembaga Alkitab Indonesia. (2002). Alkitab (Terjemahan Baru). Jakarta: Lembaga Alkitab Indonesia.

Megawangi, Ratna, Dr(2008). Character Parenting Space (Cetakan Ketiga). Bandung: Read Publishing House.

Stuart Ed.D, Timothy S dan Bostom, M.A,Cheryl G. (2003). Children At Promise. Jakarta: PT Bhuana Ilmu Populer.

Tong. Stephen (2014). Arsitek Jiwa 2. Surabaya: Momentum