Yayasan Sekolah Kristen Indonesia – Great School

Sharing Best Practice Guru Pra PG PG TK YSKI

     Guru memiliki peran penting dalam menciptakan pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan serta berorientasi pada kebutuhan siswa. Salah satu pendekatan yang dapat digunakan untuk mencapai tujuan tersebut adalah Design Thinking. Design Thinking adalah pendekatan berbasis solusi yang berfokus pada kebutuhan siswa. Dengan lima tahap utama – Empathize, Define, Ideate, Prototype, dan Test – guru dapat merancang pembelajaran yang lebih relevan dan menarik bagi anak-anak. Agar dapat merancang kegiatan belajar yang demikian maka guru harus selalu meningkatkan kemampuan mengajarnya. Salah satunya dengan berbagi pengalaman mengajar. 

     Pada hari Sabtu, 22 Maret 2025 yang lalu, YSKI mengadakan kegiatan Sharing Best Practice. Best practice adalah strategi, metode, atau pendekatan terbaik yang telah terbukti efektif dalam meningkatkan kualitas pembelajaran dan hasil belajar siswa, yang sudah dilakukan oleh para guru di Pra PG-PG TK Kristen YSKI.

Berikut empat guru penyaji dengan best practice masing-masing yaitu :

  1. Novita Handayani, dengan judul Tutu Si Kura-kura Temanku, pembelajaran untuk mengembangkan kemampuan holistik siswa Pra PG
  2. Nanda Christiani, dengan judul Frozen Fruity Fun, pembelajaran untuk mengembangkan kemampuan 4C dan perilaku hidup sehat siswa Play Group
  3. Kezia A Riyanto, dengan judul Pita Pelari – Pikir Cipta Pelajari , pembelajaran untuk mengembangkan kemampuan kewirausaahan siswa TKA
  4. Ita Windriastuti, dengan judul I Love to Read, pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan literasi siswa TKB

Dengan berbagi praktik terbaik tersebut, para peserta, yaitu guru Pra PG TK Kristen YSKI  mendapatkan manfaat sebagai berikut:

  1. Dapat melihat contoh konkret penerapan model pembelajaran di Pra PG PG TK YSKI yang aktif kreatif efektif menyenangkan dengan menggunakan pendekatan Design Thinking,
  2. Melalui diskusi setelah pemaparan materi, dapat menemukan strategi baru yang lebih kreatif dan menyenangkan bagi anak didik.

Guru dapat mengidentifikasi masalah dalam pembelajaran yang telah dijalankan dan menemukan alternatif solusi berdasarkan pengalaman guru lain.