Kemandirian, Kunci Sukses Belajar di Abad 21

Selain kerja sama dan komunikasi antara guru-anak-orang tua siswa, kemandirian anak/siswa menjadi sangat penting untuk meraih keberhasilan dalam kegiatan pembelajaran jarak jauh di masa pandemi sekarang ini. Guru tidak bisa mengambil peran sepenuhnya untuk mengembangkan karakter mandiri ini karena keterbatasan yang muncul sebagai resiko pembelajaran jarak jauh, sama seperti pembentukan karakter yang lainnya. Sehingga dengan demikian dan semestinya, peran pembentukan karakter kembali diambil perannya oleh orang tua atau di dalam keluarga. Pembentukan karakter, dimulai dari rumah, dengan catatan tetap bisa bersinergi dengan guru. Mengingat karakteristik pembelajaran abad 21, kemandirian anak menjadi kunci keberhasilan. Pembelajarn abad 21 mengedepankan siswa sebagai pusat pembelajaran dan menuntut kemampuan berfikir tingkat tinggi, tidak hanya mengingat-mengetahui-memahami, tetapi harus mencapai level menerapkan-menganalisa-sintesa dan evaluasi.   Agak sulit hal itu diperoleh semuanya dari sekolah. Tidak cukup waktu. Bisa-bisa sepanjang waktu anak-anak berada di sekolah. Oleh karena itu kemampuan mengingat-mengetahui-memahami bisa dikerjakan dan diperoleh melalui kegiatan belajar di rumah. Tentu dalam hal ini, guru memfasilitasi dengan mengirim bahan belajar, berupa ringkasan materi, sebuah persoalan, lembar kerja, video rekaman materi dan sebagainya. Selain itu sebenarnya sumber pengetahuan bisa didapatkan dari mana saja dengan berselancar di dunia maya. Sedangkan kemampuan berfikir tingkat tinggi bisa didapatkan di sekolah melalui kegiatan diskusi, demontrasi, presentasi, tanya jawab dan metode lain untuk pendalaman materi. Untuk bisa mengikuti dan suskes belajar dengan model seperti ini jelas kemandirian sangat diperlukan. Hal yang  tidak mudah memang, namun bisa kita siapkan. Ya, kita. Guru dan orang tua siswa. Berikut beberapa tips untuk membentuk kemandirian anak :

  1. Mesti ada figur untuk dicontoh
  2. Kenali cara belajar anak, supaya dia bisa efektif dalam menguasai suatu kecakapan yang dituntut pada pelajaran
  3. Kenali kekuatan dan kelemahan anak, supaya kita bisa mengerti saat ia gagal saat ia berhasil
  4. Harus punya mindset, anak boleh gagal, sebagai satu bentuk pengalaman bermakna
  5. Beri dia kepercayaan untuk mengerjakan pekerjaan tertentu di rumah supaya tumbuh rasa percaya dirinya dan juga tanggung jawabnya sebagai anggota keluarga
  6. Jangan sering membantu dengan alasan biar cepat selesai dengan hasil bagus, biarkan anak juga mengalami kesulitan. Baru saat dalam keadaan bahaya atau beresiko, anak dibantu,
  7. Beri tuntutan yang realistis, kalau diperlukan beri juga tuntunan/petunjuk
  8. Diberikan jadwal aktivitas yang harus ditaati dan mengandung konskuensi positif dan negatif bila dilakukan atau dilanggar

Ada penanda yang kelihatan jika anak-anak mandiri misalnya, tugas selalu dikerjakan dengan baik tanpa terlewat meskipun tidak sempurna, mempersiapkan buku sendiri untuk kegiatan belajar, membantu pekerjaan orang tua di rumah, jika ada hal yang dinilai kurang baik atau tidak memahami sesuatu dengan tepat berani bertanya, anak suka mengikuti prosedur,  dan sebagainya. PG TK SD Kristen 3 YSKI, melalui value SPECIAL dan kerja sama dengan orang tua siswa berupaya mengembangkan kemandirian siswa dengan berbagai cara dengan memperhatikan usia perkembangan para siswa, karena menyadari pentingnya kemandirian ini. Ingat, ciri orang dewasa adalah mandiri. Kita sedang menyiapkannya mulai dari saat ini.  

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *