SUKACITA NATAL

Dalam hitungan hari, umat Kristiani akan merayakan Hari Natal, yaitu Hari Kelahiran. Selama ini, kita tahu kalau Natal identik dengan SUKA CITA. Kenapa Suka Cita?? Karena di Hari Natal, kita dapat menikmati liburan, pesta, pemberian kado, serta makanan yang enak.

Satu survey menunjukkan bahwa dari 48.000 jam siaran Acara Natal di TV Amerika, 90% diantaranya merayakan Natal secara tidak Rohani dan tidak bernafaskan Kristus sama sekali. Lalu ada 7% di antaranya bertemakan Rohani tanpa Kristus dan sisanya hanya 3% yang merayakan dengan Rohani dan Kristus di dalamnya.

Sungguh ironis bukan? Natal yang tidak rohani apalagi Natal tanpa Kristus bukanlah Natal yang seharusnya kita rayakan. Seharusnya kita bersuka cita karena Kristus, seperti dalam Lukas 2 : 11, yang berbunyi Hari ini telah lahir bagimu Juruselamat, yaitu Kristus Tuhan , di kota Daud. Seharusnya kita bersuka cita karena Juruselamat ini adalah Tuhan yang mampu membebaskan kita dari segala dosa. Seperti Firman Tuhan dalam Ibrani 1 : 3, sebagai UmatNya, kita percaya bahwa melalui kelahiranNya, dosa manusia yang semerah kirmizi akan disucikan menjadi seputih salju.

Lalu, bagaimanakah kita merayakan Natal? Dengan Kristus atau tanpa Kristus?
Marilah kita sambut kelahiran Sang Raja Agung dengan suka cita sebab hanya melalui Dialah kita akan mendapatkan Hidup yang Kekal.

2 Responses

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *